Inilah aku

inilah aku apa adanya

Jumat, 08 Oktober 2010

KENYATAAN TAK TERLIHAT


KENYATAANYA TAK TERLIHAT
Malam ini seharusnya aku bahagia karena aku kedatangan teman-temanku. Tapikenapa aku tidak merasakan hal itu, justru merasakan kejengkelan, mungkin karena aku tidak sepakat dengan tindakan mereka. Kedatangan mereka yang mengikutkan pacarnya kerumahku, sebenarnya tidak jadi masalah, namun mereka melampaaui batas kewajaran. Mereka berbuat seperti binatang yang begitu hina. Perbuatan tidak senonoh, kukatakanlah mereka berzina.
Si M, dan si A, inisial mereka. Aku tidak menyebutkan nama mereka karena aku masih mengedepankan penghargaan. Walaupun tak pantas lagi mereka dihargai. Itu karena mereka tidak menghargai dirinya sendiri yang diciptakan oleh Tuhan yang begitu sempurna ketimbang ciptaan yang lainya. Manusia yang diberi nafsu yang berbarengan dengan akal, sebagai alat untuk menuntun jalanya. Tetapi karena kegagalan manusia memafaatkan akal untuk mengimbagi nafsu, maka seperti inilah jadinya. Seperti apa yang terjadi pada teman- temanku.
Selain tidak menghargai diri sediri juga tidak menghargai seorang perempuan. Kerena tidak memperlakukaan perempuan pada yang sesunguhnya. Tetapi kalau dipikir, juga ada kesalahan perempuan karena dia begitu saja mengiyakan keinginan laki-laki yang suda jelas menyalahi norma kesusilalahan. Apakah dari kedua insan yang diciptakan Tuhan ini, suda lupa pada dirinya ?
Mugkin juga faktor lingkungan yang bisa dilihat untuk menarik kesimpulan untuk melihat permasalahan yang terjadi. Apakah Makassar sebagai kota metroplita yang punya ciri has, kebebasan, individualis yang menjadi pendukung untuk melanggar norma kesusilaan.
Mereka merasakan kebebasa melakukan hal yang kubicarakan, salah satunya karena mereka terlupuk dari pengawasan orang tua mereka , terkhusus yang kuliah di Kota Makassar. terbebas dari kungkungan sosiologis pedesaan dan serasa ada diklota dan harus mengikuti kebiasaan yang ada dikota. Karena kalau tida, mereka dikatakan kampungan, itulah yang tidak bisa diterima.
Siapa yang harus bertanggun jawab dengan kenyataan ini ?. apa kita harus menyalahkan orangnya, orang tuanya, lingkunganya, pergaulanya atau menyalahkan kota ini ?.
Aku berkeyakinan , apa yang terjadi ditempatku ini hanyalah sebagian kecil dari kejadian yang kubicarakan. Diluar sana, masih banyak kejadian seperti ini. Berciuman bagi mereka yang menganggap dirinya berpacaran adalah sah-sah saja. Kata cinta sebagai payung mereka, menjual kata cinta untuk melakukan perzinahan, penghancuran dan kezaliman. Apakah kita menyepakati hal itu?.
Dilain tempat, berapa perempuan yang pecah selapuk darahnya? Mungkin tidak terhitung banyaknya. Meskipun saya tidak perna melakukan penelitian ilmiah mengenai hal ini, tetapi saya berani dan bertanggun jawab mengatakan  “ sembilan pulu sembilan persen mahasiswa 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar